
Ada yang berteriak padaku bahwa penjemputnya sudah datang
Aku abaikan karena aku tahu, ia hanya menikmati waktu
Lalu, nyanyian hingga teriakan kembali mengisi kalbu
Aku perhatikan dirinya
Masih menikmati waktu
Sampai ketika penjemputnya sudah gusar
Ia pun berlari seakan mengejar
Aku hanya diam memperhatikan
Tak bisa menghindar, tak bisa tepiskan
Ketika waktunya datang
Tak ada yang bisa mengalahkan
Sampai pada kesimpulan
Kita adalah penikmat waktu
Ada yang rakus, ada yang malas, ada yang biasa saja
Ada yang sibuk, ada yang tak berhenti menghina
Ada juga yang sadar tentang rimanya
Rima hidup tanpa kepastian
Penikmat waktu bebas lakukan sesuatu
Sebaik-baik yang ia mau
Sepuas-puas yang ia suka
Tidak akan sama nikmatnya
antara aku, kamu, dia, mereka, siapapun itu
Hanya saja
Kita akan sama-sama dijemput pada waktunya
Berakhirlah rima hidup penikmat waktu
Ntah berlanjut di suatu alam berima merdu atau hampa diam